Gerakan Tari Piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang.
Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai
tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu
lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang
digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa
warna merah dan kuning keemasan.
Gerakan pada tarian ini sebagian besar meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan dengan gerakan tari yang cepat. Yang diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya.
Biasanya
Tari Piring Sumatera Barat dibawakan bersama atau berpasangan. Tarian
ini diiringi oleh talempong dan saluang. Keduanya juga adalah alat musik tradisional
Sumatera Barat. Pada akhir tarian biasanya piring tersebut dilempar ke
lantai dan para penari akan menari di atas pecahan piring.
Tarian
ini juga menggabungkan seni tari dan seni beladiri yaitu pencak silat.
Tari Piring Sumatera Barat biasanya dibawakan dalam 7 menit atau
angka-angka ganjil lainnya. Jumlah penari biasanya juga berjumlah ganjil
terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Pakaian yang digunakan penari haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning khas Minangkabau.
Selain
Tari Piring yang biasa ditampilkan, juga ada tari piriang ramo-ramo
bagaluik. Yang memadukan gerakan Tari Piring dan gerakan kupu-kupu
sedang bercengkrama. Tarian ini berasal dari Solok dan memang jarang di
tampilkan, karena sedikit sekali masya-rakat yang menguasainya.
Tari
Piring memang memiliki cara dan pola yang beragam. Hanya saja, Tari
Piring disatukan oleh kesamaan konsep yang menjadi karakteristik yang
unik. Artinya, secara teknis boleh berbeda, namun secara konseptual dan gaya, dimanapun dan kapanpun, tetap sama.
Sebagai misal adalah pakaian
dan jumlah penari. Berapapun jumlah penarinya, Tari Piring identik
dengan jumlah ganjil. Sedang-kan pakaian, yang perlu ditekankan adalah
kekhasan baju melayunya. Tidak mesti warna-warni. Hanya, warna merah
atau kuning lebih ditekankan. Sebab, warna merah dan kuning adalah warna
mencolok yang dapat menarik perhatian penonton.
Penampilan
Tari Piring akan semakin elok bila diiringi musik. Tampaknya, musik
menjadi instrumen yang wajib mengiringi Tarian ini. Musik itu seperti
gong, rebana, gendang, talempong, dan lain-lain. Yang lebih ditekankan
lagi adalah musik berbasis tradisional. Kalaupun memanfaatkan alat musik modern, nuansa tradisonalnya musti lebih menonjol.
Tidak
salah bila Tari Piring disukai banyak orang. Gerakannya sangat kompak,
rapih, dan cepat. Bagi siapa saja yang baru pertama melihat pentas Tari
Piring, jantung diajak untuk berbangga hati dan kagum, disamping ada semacam rasa waswas kalau-kalau piring yang dimainkan para penari jatuh.
Hanya oleh penari-penari yang ahli dan profesional
sajalah Tari Piring bisa dimainkan secara apik dan menawan. Gerakannya
harus penuh semangat, atraktif, dinamis, kaya dengan gerakan (tidak
monoton). Dengan demikian, Tari Piring dan pesan-pesan positifnya
seperti kegembiraan, kebersamaan, kesejahteraan dan kemakmuran
benar-benar dirasakan oleh penikmat tari atau penonton.
Pada
Seni Tari Piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal
itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu
dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang
dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya
mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya,
untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini
merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.
Sudah
menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan
dengan persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain
latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring juga harus
mempunyai latihan pernafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat
persembahan.
Menjelang
hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan
agar piring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik.
Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan yang lain, agar
tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika
ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.
Segera
setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin,
piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan
pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari
Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring
telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu
satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini
kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarian
Tari
Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para
pemusik. Penari akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’
sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut yaitu;
sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah
kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan.
3. Saat Menari
Selesai
dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan
memulakan tariannya dengan mencapai piring yang di letakkan di
hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut
rentak musik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula
bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun
lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya.
Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang
telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak,
penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula
piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan
pengantin.
Dalam
masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke
kiri sambil menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan
jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring.
Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan
dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah
memusing-musingkannya di atas kepala
4. Mengakhiri Tarian
Sebuah
sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila
semua piring telah dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan
sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga
diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut sembah
pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri
sembah pengantin tangan sebelah hadapan
Add caption |